Jika kita
diberi kelebihan olehNya berupa ahli dalam disiplin ilmu atau berbagai disiplin
ilmu suda sepatutnya kita bersyukur. Karena dalam islam orang yg berilmu akan
ditinggikan derajatnya oleh Allah. Esensi ilmu sendiri pada dasarnya termuat
dalam Al Qur’an dan As Sunnah. RasuLlah SAW pernah bilang bahwa orang yg pergi mencari ilmu itu berada
dalam sabillah hingga kembali (HR. Tarmidzi; Hasan). Begitupun dalam Al Qur’an
firman Allah dalam surat Al Israa: 36 “dan janganlah kamu mengikuti apa yg
tidak kamu ketahui tentangnya”. Yang artinya kita disuruh oleh Allah dalam
surat tersebut tadi untuk mencari tau atau belajar agar kita tau dan boleh mengikuti jika memang itu
baik. Kita diciptakan bukan sebagai makhluk yg statis, kita diberi akal untuk
mengolah ilmu yg diberikan olehNya dengan akal tersebut. Maka dari itu kita
tidak boleh hanya berdiam diri-maksudnya tidak mengamalkan atau merealisasikan
ilmu tersebut. Mengamalkannyapun harus dijalan yg benar, ikhlas bukan hanya karena mencari dunia-maksudnya mencari semacam pujian atau award yg malah akan menjadi
mubazir saja dengan ke-ujuban itu. RasuLlah SAW pernah bilang "tidak akan masuk surga sesiapa yg dihatinya ada kesombongan walaupun sebesar biji dzarah" (HR.Muslim). Kita jg tidak boleh bangga yg dapat
menciptakan sifat riya’ dalam diri kita. Kita hanya patut bersyukur, bukan
berbangga hati karena apa yg sebenarnya hendak kita banggakan itu sebenarnya
masih secuil, masi banyak orang yg lebih berilmu dibanding kita, kalo kata
orang arif ‘diatas
langit masi ada langit’ hanya Allah-lah yg patut berbangga hati dan sombong
karena hanya memang Dia-lah puncak dari segala puncak, Raja dari segala raja
tiada banding tiada tanding.
sekian dulu, walaupun
dikit semoga bermanfaat kalo ndak yaa paling tidak agak bermanfaat atau kalo
ndak bermanfaat brati ana harus banyak-banyak introspeksi diri :p.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar